SDM Kreatif, Salah Satu Kunci Meningkatkan Daya Saing Global

BANDUNG, TEL – U – Industri kreatif kontribusinya bagi negara sangat luar biasa. Melalui produk dan inovasi yang dikembangkan, dapat meningkatkan citra dan identitas bangsa di mata dunia. Ditambah sumber daya dari industri kreatif akan selalu terbarukan. “Sehingga dapat memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat dan negara,” ujar Kepala Sub Bagian Bina Potensi dan Pengembangan Daya Saing Pada Bagian Perekonomian SETDA Kota Bandung, Tris Avianti Ratnajati.

Ini disampaikan Tris dalam acara Talk Show Industrial Gathering bertemakan “Peran Industri Kreatif untuk Membangun Daya Saing Bangsa dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” yang diselenggarakan di Aula FIK Tel-U, Senin (30/3). Acara ini diselenggarakan oleh Career Development Center Telkom University (CDC Tel-U) dan didukung oleh Fakultas Industri Kreatif (FIK) Tel-U.

Menurut Tris, salah satu cara untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia dalam sektor industri kreatif adalah dengan melalui dunia pendidikan. Tel-U melalui Fakultas Industri Kreatif juga sudah membantu pemerintah untuk meningkatkan industri kreatif tersebut. “Mudah-mudahan hal tersebut dapat menunjang pemerintah dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif,” ujarnya.

Di masa mendatang, kata Tris, pemerintah juga akan membantu menjaga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari masing-masing pelaku industri kreatif yang ada. Karena pelaku-pelaku industri tersebut sekarang sudah menunjukkan daya saingnya dalam dunia global. “Hal ini ditunjukkan banyak produk dalam negeri yang sudah digunakan oleh bangsa asing,” katanya.

Selain Tris hadir juga sebagai pembicara Dekan FIK Tel-U, Dr. Ir. Agus Achmad Suhendra, MT., dan Pendiri Rumah Batik Komar, H. Komarudin Kudiya, S.IP, M.Ds. Ketiganya memberikan materi sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu dari perspektif pemerintah, akademisi, dan juga praktisi.

Memasuki MEA diakhir tahun 2015, Indonesia masih kalah bersaing dengan beberapa negara yang berada di kawasan ASEAN. Banyak faktor yang yang menjadi persoalan yang menyebabkan Indonesia masih kurang bisa bersaing dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan ASEAN. Contohnya mulai dari persoalan dalam institusi, lembaga pendidikan, tingkat inovasi, dan tingkat kualtias SDM yang dimiliki.

Menurut Agus dalam membangun daya saing bangsa bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga diperlukan bantuan banyak pihak yang terlibat didalamnya. “Kami yang bergerak di Fakultas Industri Kreatif bertanggung jawab juga untuk melahirkan para entrepreneur dalam bidang industri kreatif,” ujarnya. Oleh karena itu dalam perencaan strategis FIK, dalam lima tahun ke depan memiliki visi menjadi fakultas yang unggul dan menjadi pusat pengembangan creativepreneur berbasis ICT dan budaya nusantara.

Dalam dunia industri kreatif, perkembangan teknologi juga menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing. Menurut Komar, dengan adanya teknologi yang bisa dengan nyaman digunakan oleh pengrajin, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas produk dari industri kreatif itu sendiri. “Karena memang saat ini kita sebagai pelaku usaha industri kreatif, kerepotan untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang terampil yang melek terhadap teknologi,” ujarnya. (Purel/EAD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *