Pebisnis di Dunia Maya Masih Khawatirkan Penipuan

BANDUNG, TEL – U – Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) mendorong menggeliatnya bisnis di dunia maya (online). Namun hingga kini bisnis di dunia maya di Indonesia dinilai belum optimal karena para pelakunya masih merasa khawatir dengan kondisi keamanan yang masih rentan. “Masih cukup banyak pelaku usaha jual beli online mengkhawatirkan keamanan transaksi di sistem online,” ujar Merchant Relations Tokopedia, Ranu Prasetyo.

Ranu mengemukakan hal ini dalam lokakarya bertema “Why have to be Online?” yang digelar oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University (FEB Tel-U), Jumat (31/10). Hadir pada acara ini 130 pebisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari seluruh Jawa Barat serta pengusaha muda yang berasal dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI – PT) Tel-U.

“Saat ini kita sedang berada di generasi e-commerce. Namun 34,6 persen orang yang menggunakan internet masih takut terhadap penipuan online, itulah yang jadi hambatan terbesar bisnis jual beli online,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa e-commerce dapat terdiri dari empat hal yaitu iklan baris, online retail, group buy, dan marketplace.”Masalah yang dihadapi yaitu tawar menawar, masalah ongkos kirim, dan harus cek rekening,” katanya.

Menurut dosen Prodi Manajemen FEB Tel-U, Yuhana Astuti, para pelaku wirausaha di seluruh Jawa Barat sebaiknya mengoptimalkan penggunaan internet sebagai pendekatan bisnis mereka. Karena kendala UMKM saat ini berkaitan dengan pemasaran produk dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

“Hasil riset yang kami lakukan ternyata menemukan bahwa kendala UMKM saat ini terletak pada pemasaran produk mereka dan juga belum gencarnya pemanfaat TIK oleh para pelaku usaha,” kata Yuhana yang juga menjadi ketua penyelenggara loka karya.

Dosen E-Commerce FEB, Adhi Prasetio, S.T., M.M., mengatakan paling tidak ada empat langkah yang dapat dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk mengoptimalkan internet dalam proses jual beli online. “Empat langkah itu adalah melakukan riset, membuat website, melakukan promosi, dan melakukan optimasi,” katanya.

Adhi menambahkan, data tahun 2013 mencatat bahwa penetrasi pembelian online dari 71 juta pengguna Internet di Indonesia adalah 9,5 % dengan nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai Rp 100 Trilliun per tahun. “Pertumbahan e-commerce di Indonesia secara global mengalami perkembangan paling tinggi dibandingkan negara lain. Ini adalah peluang besar bagi UMKM,” katanya. (purel/DH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *