Integrated Transportation Safety, Persembahan bagi Bangsa Indonesia

TANGERANG, TEL – U – Raut wajah Annisa Riyani dan teman-temannya di Tim Brainstat terlihat senang, Jumat sore (6/3) lalu. Betapa tidak, saat menginjakkan kaki di terminal 2D Internasional Departure, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, mereka disambut meriah oleh teman kuliah, bahkan tak ketinggalan pimpinan dekanat Fakultas Informatika (FIF) tempat mereka menimba ilmu selama ini.

Dekan FIF, Dr. Maman Abdurohman, S.T., M.T., dan Wadek I, Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si., langsung mengalungkan karangan bunga secara bergantian kepada Tim Brainstat sebagai tanda penghormatan karena sudah mengharumkan nama bangsa Indonesia dan khususnya Telkom University di ajang kompetisi kelas dunia.

Annisa adalah salah satu anggota Tim Brainstat yang berhasil meraih posisi Runner-Up dalam ajang University Mobile Challange (UMC) 2015. Ajang ini digelar di Fira Montjuic Barcelona, Senin- Rabu 2-4 Maret 2015. Pada ajang ini, inovasi mereka hanya kalah oleh karya satu perusahaan startup games asal Tunisia yang menjadi juara pertama di kompetisi tersebut.

Tim Brainstat Tel-U mempersembahkan inovasi Integrated Transportation Safety (ITS), sebagai sistem yang diciptakan untuk meningkatkan keamanan pada sistem transportasi umum. “Kekuatan kita ada di inovasi, kebaruan, dan teknologi,” ujar Dody Qori Utama, dosen Teknik Informatika Tel-U yang juga sebagai pencipta ITS. Menurut Dodi, universitas-universitas lain yang mengikuti UMC 2015 belum memiliki inovasi seperti itu. Karena memang inovasi besutannya merupakan satu-satunya dan pertama di dunia.

Dalam mengembangkan ITS, Dodi tidak sendiri. Dia dibantu oleh rekan timnya yang sebagian besar mahasiswa yakni Annisa Riyani, Nanda Budi, Masyithah Nur, Febriana Sawitri, Alfian Akbar, David Musthofa, dan dr. Tauhid Nur Azhar, M.Kes, Ph.D.

Bukan hal yang mudah untuk dapat sampai ke tahap ini. Dodi beserta timnya memulai risetnya pada tahun 2010 dan baru jadi pada tahun 2014 akhir. “Kita memakan waktu hampir lebih dari 4 tahun karena harus merekam banyak data otak,” ujarnya. Dodi menuturkan bahwa data otak manusia itu unik. Masing-masing dari otak manusia itu berbeda dan harus dicari kesamaannya. Demi mendapatkan persamaan itu Tim Brainstat merekam data otak manusia lebih dari 1000 jam mengemudi diberbagai moda transportasi dan juga mengahabiskan biaya lebih dari 200 juta rupiah.

Selain itu, ITS ini merupakan inovasi yang merupakan perpaduan antara ilmu teknik dan kedokteran. Dalam prosesnya Tim Brainstat bekerja sama dengan ahli kesehatan khususnya ahli neurologi. Untuk mengetahui bagaimana bentuk karakter gelombang otak yang dihasilkan setiap manusia.
ITS sendiri masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Saat ini parameter kondisi pengemudi masih sama, padahal karater otak manusia berbeda-beda. Kedepan Tim Brainsat akan mengembangkan ITS ini agar dapat menyesuaikan dengan kondisi pengemudi saat itu. Ditambah ITS ini dapat digunakan secara wireless tanpa menggunakan brain sensor.

Dodi berharap agar aplikasi ini dapat digunakan oleh bangsa Indonesia. Menurutnya, terkadang bangsa kita sendiri tidak percaya dengan hasil buatan bangsanya sendiri. “Percayalah dengan kemampuan bangsa sendiri, kedepannya kita sebagai bangsa yang besar bisa menghasilkan yang terbaik untuk dunia,” pungkasnya. (Purel/EAD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *