Manfaatkan Limbah Mendong, Mahasiswa FRI Ciptakan Perkampungan Energi Mandiri

BANDUNG, TEL-U – Himpunan Mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri (Hima FRI) menggagas sebuah konsep yang diberi nama Perkampungan Energi Mandiri dengan memanfaatkan limbah tanaman mendong. “Saat ini sudah masuk ke tahap perancangan, lalu Oktober depan akan diinstal,” ujar dosen pembimbing mahasiswa, Rosad Ma’ali El Hadi, Selasa (9/9).

Menurut Rosad, dalam program ini pihaknya memanfaatkan limbah mendong menjadi energi mandiri Biogas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti bahan bakar yang semakin melambung tinggi dan tidak bisa diperbaharui. “Ini bentuk aksi nyata dari FRI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melaksanakan Clean Production di setiap lini Industri yang juga dicanangkan oleh pemerintah pusat,” katanya.

Rosad menambahkan, program ini dilaksanakan di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Alasannya, sebagai salah satu sentra industri di Indonesia, Tasikmalaya mempunyai banyak produk kerajinan yang kreatif, salah satunya adalah kerajinan Mendong. “Ide pembuatan kelompok masyarakat mandiri ini tercetus saat kami mengunjungi kabupaten dan kota Tasikmalaya yang sangat terkenal dengan kerajinan Mendong,” katanya.

Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa dan merupakan salah satu jenis rumput yang biasanya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100 cm. Beberapa produk yang bisa dihasilkan oleh tanaman mendong ini misalnya tikar, tempat pensil, dompet, tempat sampah, tempat tisu, tempat toples, tas, dan pigura.

Rosad menjelaskan industri mendong ini membawa banyak keuntungan, namun sekaligus membawa dampak yang cukup berbahaya bagi lingkungan yaitu limbahnya yang bisa merusak ekosistem jika dibuang sembarangan. Karena itulah dosen yang juga ternyata aktivis lingkungan ini mengajak para mahasiswa FRI Tel-U membuat solusi dengan melaksanakan program perkampungan energi mandiri.

Perkampungan Energi mandiri ini, kata Rosad, akan dibangun di Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Purbaratu, Cibereum, Taman Sari atau daerah lainnya yang memang menghasilkan kerajinan mendong. “Berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari program pengabdian masyarakat ini selain bisa mengurangi limbah mendong, membuka lapangan kerja, dan bisa mengefisiensikan energi yang tidak bisa diperbaharui,” tuturnya. (purel/azzah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *